Peradaban materialis abad modern dengan manfaat
sebagai standar hidup terbukti telah dan akan terus membawa berbagai prahara
kemanusiaan. Sistem kehidupan sekularis telah mencerabut nilai-nilai mulia dan
agung dalam situs kehidupan masyarakat, sekaligus menenggelamkan derajat hidup
masyarakat kepada pola-pola hidup rendahan, dan terus menggiring manusia ke
jurang kemerosotan dan kemelaratan yang paling dalam. Kendati kemajuan materi
telah tercapai walau hanya untuk
segelintir orang saja, namun nilai-nilai akhlak, rasa kemanusiaan, perasaan
rindu akan nilai-nilai rohani, semuanya telah tereliminasi dalam arena
kehidupan seiring dengan menebalnya pelanggaran terhadap syariat Islam.
Kebebasan pergaulan di kalangan remaja, seks bebas,
di peradaban sekarang sudah menggila. Semuanya jelas terekam dalam mode busana,
iklan yang lebih pada eksploitasi wanita, hiburan, cara berfikir yang lebih
cenderung didominasi pikiran kotor dan moral yang bejat.
Pola hidup waqi’iyyin
(perilaku yang bertolak pada kenyataan yang tengah terjadi), sikap hedonis
(menjadikan materi sebagai nilai paling tinggi dan menjadi tujuan hidup), dan
gaya hidup permisiv (gaya hidup serba boleh) melanda sebagian besar remaja
kita. Dalam hal ini, barat seolah menjadi kiblat “kemajuan”. Musik, film, mode
dan semua gaya barat makin deras menggejala di kehidupan remaja. Remaja yang
tidak memilki kepribadian yang kuat mudah sekali tercemar, sekaligus
memunculkan pribadi yang terpecah. Ya sekarang kayak gaya hidup Si Boy: rajin shalat namun demen
maksiat.
Akibat kronis
dari itu semua sudah sangat terasa. Manusia yang telah terdehumanisasikan,
jiwanya semakin mengering. Pelecehan seksual, pornografi, selingkuh, prostitusi,
pemerkosaan, dan aborsi adalah hal biasa.
Akar Masalah
Kalau kita mengurai benang merah dari semua
kebejatan moral itu, sesungguhnya bermuara pada sudut pandang hidup yang
menjadikan materi sebagai tujuan hidup dan manfaat sebagai tolak ukur menilai
baik buruk dalam kehidupan. Dan sesungguhnya sudut pandang hidup tersebut
terpencar dari aqidah Sekularisme, yakni memisahkan antara kehidupan beragama
dengan kehidupan umum. Yang paling menonjol dan terasa dalam tatanan pergaulan
remaja kita adalah kebebasan bertingkah laku.
Gejala
pornografi akan senantiasa mewarnai masyarakat dengan pola hidup yang bebas. Media
massa, cetak maupun audiovisual berperan banyak sehingga pornografi berserakan
dimana-mana. Sebuah Koran menyebutkan bahwa 75% orang inggris adalah anak zina.
Alternatif Solusi
Mengingat akar masalah terletak pada landasan hidup
kehidupan modern ini dan yang paling menonjol adalah perilaku kebebasan
perilaku yang ada pada remaja, maka tidak ada cara lain untuk menanggulanginya
kecuali dengan menumbuk hancur gaya hidup demikian. Kemudian menggantinya
dengan gaya hidup seorang muslim yang senantiasa dibimbing dan diatur oleh
Syari’at Islam.
Permasalahannya
adalah siapa atau bagaimana cara mewujudkan semua itu agar jelas terealisir di
kehidupan bermasyarakat. Semua konsep tidak akan terlaksana secara sempurna
kalau tidak ada political will yang
sungguh-sungguh dari pihak penguasa.
No comments:
Post a Comment