Sunday 17 June 2012

Islam Agama Yang Unik


Islam adalah agama yang diturunkan Allah melalui Muhammad SAW, kepada seluruh umat manusia. Ajaran Islam menyangkut masalah keimanan (aqidah) dan aturan (syari’ah), juga fikrah (ide) dan thariqah (jalan untuk melaksanakan fikrah) disampaikan kepada Nabi melalui wahyu yang tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Berbagai hal yang termasuk masalah aqidah, baik yang terdapat pada ayat tentang alam semesta (sains, kisah, atau pun pada ayat yang khusus berbicara masalah keimanan secara langsung, harus diimani secara mutlak. Ini menentukan muslim tidaknya seseorang. Buah dari iman adalah ketundukannya pada syari’at dan tidak aman kecuali ia menerima syari’at. Maka, syari’at yang mengatur semua sendi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan individu maupun komunal, harus dilaksanakan.
Inti ajaran Islam adalah tauhid. Secara normatif diyakini bahwa Islam adalah agama pembawa rahmat. Allah menurunkan agama demi kebaikan hidup makhlukNya. Dengan dilaksanakannya syari’at, otomatis akan terbentuk suatu masyarakat, dengan sebuah peradaban yaitu peradaban yang tauhid.
Karakteristik Peradaban Islam
Jelas sekali bahwa Islam bukanlah agama dengan segepok teori dan ilusi kosong tanpa kenyataan. Islam sebagai agama telah ada sejak 1400 tahun silam, dan sebagai mabda’ telah terwujud secara faktual sebagai realitas historis selama berabad-abad di berbagai wilayah. Karakteristik peradaban Islam yang khas di antaranya:
1.       Tauhid
Ini ciri utama, sekaligus pembeda dari peradaban manapun di dunia, termasuk peradaban sekuler yang ditegakkan atas dasar materialisme sekarang ini. Dengan bimbingan wahyu, didorong kekuatan ruhiyah yang muncul dari imannya kepada Allah, Rasulullah memulai kerja besarnya, menegakkan sebuah peradaban di kota Makkah yang jahiliyyah. Jelaslah bahwa awal motif tegaknya peradaban Islam bukanlah materialism ataupun rasionalisme, melainkan tauhid yang diwujudkan dalam kerangka penghambaan kepada Allah demi menggapai mardlatillah.
2.       Daya Pengaruh
Memang awal dakwah Islam berjalan lambat, Makkah jahiliyyah agaknya terlalu berat menerima ajakan Rasul. Tiga tahun pertama hanya 40 orang yang turut serta dalam barisan Rasulullah. Sepuluh tahun kemudian, saat hijrah ke Madinah jumlah kaum muslimin pun hanya sekitar 1400 orang. Tapi setelah hijrah, kaum muslimin berkembang menjadi sekitar 10 juta orang di akhir hayat nabi. Mereka hidup di suatu wilayah, yang semula kecil, hingga menguasai seluruh Jazirah Arab, yang luasnya empat kali lebih besar dari wilayah gabungan Perancis dan Jerman sekarang.
3.       Dalam Daulah Islamiyyah
Sebuah peradaban tidak akan terwujud kecuali dalam sebuah masyarakat. Dan masyarakat, demikian Sidi Ghazalba dalam buku Masjid mengatakan, juga tidak akan terwujud kecuali dalam sebuah Negara. Maka, sepakat semua pemikir muslim bahwa Madinah adalah Negara Islam yang pertama dan apa yang dilakukan oleh Rasulullah setelah hijrah dari Makkah ke Madinah adalah memimpin masyarakat Islam dan memerankan dirinya bukan hanya sebagai rasul namun juga sebagai kepala Negara Islam Madinah.
Islam tidak hanya mengatur hubungan antar manusia dengan tuhannya tapi juga hubungan antar manusia serta mengatur manusia itu sendiri agar dia menjadi pribadi yang shaleh.
Di bidang pemerintahan, sebagai kepala pemerintahan Rasulullah mengangkat beberapa sahabat untuk menjalankan beberapa fungsi yang diperlukan agar manajemen pengaturan masyarakat berjalan dengan baik. Rasul mengangkat Abu Bakar dan Umar bin Khattab sebagai wazir (pembantu). Juga mengangkat beberapa sahabat sebagai wali memimpin wilayah Islam, diantaranya Muadz bin Jabal sebagai wali sekaligus sebagai qadli di Yaman. Dalam beberapa peperangan Rasulullah juga mengangkat panglima tentara Islam. Rasul mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai panglima dalam perang Mut’ah perang pertama melawan adikuasa dunia.
Di bidang militer, terlihat Rasulullah memimpin langsung beberapa peperangan dan mengatur beberapa strategi sebagaimana dalam perang Uhud. Pada kesempatan lain, bila pendapat sahabat benar Beliau pun tak segan-segan mengikuti saran para sahabat tersebut.
Sebagai kepala Negara pun Rasulullah melaksanakan hubungan dengan Negara-negara lain dan menurut Muhammad Tahir Azhari, rasulullah mengirim sekitar 30 buah surat kepada kepala Negara lain. Tidak hanya surat, Rasulullah pun mengirimkan sahabat sebagai duta Negara seperti Hubail bin Amr.
4.       Masyarakat Plural
Tidak bias dipungkiri bahwa kondisi masyarakat pada masa Rasulullah apalagi masa sekarang berada pada kondisi sangat plural. Mereka (warga masyarakat yang bukan muslim) disebut ahlu dzimmah mendapatkan beberapa hak, diantaranya yaitu: hak perlindungan, nyawa dan badan, terhadap harta, kehormatan, hari tua dan kemiskinan, dan menjalankan agamanya masing-masing.
5.       Kemajuan Material
Islam bukanlah agama keruhanian belaka, namun tetap juga memperhatikan kemajemukan manajerial. Sebagai kepala Negara, Rasulullah menyadari betul arti pentingnya pengembangan SDM, yaitu manusia yang tangguh, yakni penanaman aqidah dan ketaatannya pada syari’at Islam. Meskipun demikian, tidak berarti Rasulullah mengabaikan penguasaan ilmu kehidupan, seperti misalnya perintah Rasul untuk menuntuk ilmu dalam hadistnya yang terkenal, yaitu “Menuntut ilmu wajib bagi tiap muslim, walaupun sempai ke negeri Cina”.
6.       Minimnya Maksiat
Dengan tiga pilar penopang, yakni taqwa individu, pengawasan masyarakat dan pelaksanaan oleh Negara. Hukum Islam berhasil ditegakkan dengan kokoh. Dengan taqwa seorang muslim dengan kedudukan apapun ia memiliki dorongan kuat untuk melaksanakan hokum Islam. Kontrol masyarakat dan pelaksanaan hukum oleh Negara merupakan cermin dari ketawaan individu tersebut, ketika ia sebagai anggota masyarakat atau pejabat Negara. Dengan cara ini, kebaikan akan berkembang dan kemaksiatan pun berhasil ditekan.  
7.       Ketahanan Tinggi
Bagi seorang muslim, melaksanakan aturan Islam adalah bagian tak terpisahkan dari taqwanya kepada Allah. Bila peradaban Islam adalah rangkaian jalin menjalin dari pelaksanaan hukum Islam dalam berbagai aspeknya, maka seorang muslim yang bertaqwa akan memandang penegakan peradaban Islam merupakan tugas utama agama. Maka ia akan berusaha menegakkan atau mempertahankan. Setelah runtuhnya Khilafah Utsmani 1924, peradaban Islam runtuh. Secara paksa diterapkan system selain Islam atas kaum muslimin. Tetapi upaya ini tidak berhasil. Kalaupun berhasil, pasti harus dilakukan susah payah disertai dengan kekuatan senjata (seperti yang terjadi di Turki juga di Uni Sovyet). Itupun ternyata tidak mampu memindahkan agama mereka serta menghilangkan akar sejarah kaum muslimin sepenuhnya. Terbukti, kendati umat Islam di Azerbaijian misalnya hidup di dalam system komunis dan selama itu mereka mengalami penindasan, ternyata mereka tetap muslim.

No comments:

Post a Comment

MATERIAL PENYUSUN BETON BERTULANG

Penyusun Beton Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga ditambahkan admixtur...