Wednesday 9 November 2011

SIFAT-SIFAT BETON


Pada umumnya beton terdiri dari kurang lebih 15 % semen, 8 % air, 3 % udara, selebihnya pasir dan kerikil.
Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang berbeda-beda, tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran, cara mencampur, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, cara merawat, dan sebagainya akan mempengaruhi sifat-sifat beton. Sifat-sifat beton yang kan diuraikan tidak selalu semua harus dimiliki oleh setiap konstruksi beton, dan sifat-sifat tersebut juga relatif ditinjau dari pemakian beton itu sendiri. Yang penting beton harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tujuan pemakaian beton itu. Misalnya pada suatu kolom bangunan, yang terpenting harus memiliki kekuatan tekan yang tinggi yang cukup kuat untuk menahan beban bangunan itu, sedang sifat kerapatan air tidak penting untuk diperhatikan; sebaliknya lantai suatu bak air harus memiliki sifat rapat air. Dengan kata lain sifat-sifat penting dari beton yang harus ada dalam suatu konstruksi harus disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga konsrtuksi lebih ekonomis.
1.      Sifat umum yang ada pada adukan beton.
Sifat umum yang ada pada beton adalah sebagai berikut:
a.       Kemampuan Dikerjakan (workability)
Yang dimaksud dengan workability, adalah bahwa bahan-bahan setelah diaduk bersama, menghasilkan adukan yang bersifat sedemikian rupa sehingga adukan mudah diangkut, dituang/dicetak,dan dipadatkan menurut tujuan pekerjaanya tanpa terjadi perubahan yang menimbulkan kesukaran atau penurunan mutu. Sifat mampu dikerjakan atau workability sangat bergantung pada sifat bahan, perbandingan campuran, dan cara pengadukan serta jumlah seluruh air bebas. Dengan kata lain sifat mudah dikerjakan suatu adukan beton dipengaruhi oleh:
1.      Konsistensi normal PC
2.      Mobilitas aliran dimulai (sebaliknya adalah sifat kekerasan perlawanan terhadap gerak)
3.      Kohesi atau perlawanan pemisahan terhadap bahan-bahan.
4.      Sifat saling lekat (ada hubungannya dengan kohesi), berarti bahan penyusunnya tidak akan terpisah-pisah sehingga memudahkan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
Jadi sifat dapat dikerjakan pada beton ini adalah ukuran pada tingkat kemudahan untuk diaduk, diagkut, dituang/dicetak, dipadatkan. Perbandingan ataupun sifat bahan bahan itu secara bersama-sama mempengaruhi sifat dapat dikerjakan beton segar. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat dapat dikerjakan antara lain sebagai berikut :
1.    Banyaknya air yang dipakai dalam campuran aduk beton, makin banyak air yang digunakan makin mudah beton itu dikerjakan.
2.    Penambahan semen kedalam adukan beton. Hal ini juga menambah sifat dapat dikerjakan dalam beton, karena biasanya penambahan semen diikuti dengan penambahan air untuk memperoleh harga faktor air semen tetap
3.    Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus, jika campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disyaratkan oleh peraturan yang dipakai, aduk beton akan mudah dikerjakan
4.    Pemakaian butir-butir agregat yang bulat akan mempermudah cara pengerjaan  beton. Pemakaian butir maksimum agregat kasar, akan berpengaruh terhdap kemudahan dikerjakan pada beton
5.    Cara memadatkan beton atau tipe alat yang digunakan. Jika pemadatan beton dilakukan dengan alat getar misalnya, diperlukan tingkat kelecekan yang berbeda dibanding menggunakan alat yang lain.
Beberapa cara utnuk megukur derajat”dapat dikerjakan”/workability, anatara lain :
a)      V.B consistometer ( terutama untuk adukan kental ), dan compacting factor, kedua cara pengukuran tersebut dipakai di Inggris.
b)      Meja getar (schud-table) dipakai di Jerman
c)      Flow table dan bola kelly dipakai di AS
d)     Alat slump yang berbentuk kerucut terpancung ciptaan Abrams.
Dari tipe-tipe cara mengukur derajat’mampu dikerjakan’tersebut, cara yang paling populer adalah mengukur dengan alat slump. Menurut Abrams, alat slump merupakan alat yang murah, mudah dibuat dan mudah dipakai untuk pengawasan dilapangan. Pengukuran dengan alat slump ini bertujuan untuk mengukur tinggi aduk beton setelah dilepas dari alat slump yang digunakan. Tinggi slump merupakan derajat mampu dikerjakan dari aduk yang diukur. Slump yang tinggi menunjukkan bahwa aduk beton terlalu cair (terlalu banyak air), dan sebaliknnya.
Untuk mengkur tinggi slump digunakan alat yang dinamakan alat slump yang terdiri dari corong baja dan tongkat baja.
Adukan beton yang enak dikerjakan atau dituang dan dapat dipadatkan dalam cetakan, biasanya mempunyai nilai slump antara 7-12 cm
b.      Sifat Tahan Lama (durability)
Sifat tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam beberapa hal antara lain, sebagai berikut:
1.      Sifat tahan terhadap cuaca
2.      Sifat tahan terhadap kimia
Untuk menjaga adanya kerusakan yang diakibatkan oleh sulfat, maka dianjurkan pakai semen portland tipe 2 atau tipe 5 yang terbukti tahan terhadap pengaruh sulfat
3.      Sifat tahan terhadap erosi
c.       Sifat Kedap Air
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat kedap air pada beton :
1.      Mutu dan porositas agregat
2.      Umur beton
3.      Gradasi
4.      Perawatan
d.      Kekuatan Beton
Untuk mencapai kepadatan dan hidrasi sempurna ini, ada beberapa hal yang mempengaruhi, antara lain sebagai berikut :
1.      Keadaan selama terjadinya pengerasan
2.      Karena pengerasan semen memakan waktu, maka perlu waktu yang cukup, minimal 4 minggu
Kekurangan–kekurangan yang perlu diperhitungakan dalam pemakaian beton adalah sebagai berikut :
1.      Kekuatan tarik rendah
2.      Rambatan suhu
3.      Penyusutan kering dan perubahan kadar air
4.      Rayapan
5.      Kerapatan terhadap air

2 comments:

MATERIAL PENYUSUN BETON BERTULANG

Penyusun Beton Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga ditambahkan admixtur...