Wednesday, 30 November 2011
Wednesday, 9 November 2011
Persamaan & Perbedaan Antara Akhlak, Etika dan Moral
Persamaan
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
Pertama, akhlak, etika,
moral dan susila mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah
laku, sifat, dan perangkai yang baik.
Kedua, akhlak, etika, moral
dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat
dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika,
moral dan susila seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula
kualitas kemanusiaannya.
Ketiga, akhlak, etika, moral
dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor
keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi
positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi
positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta
dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi
yang tinggi.
Perbedaan
Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
Pertama, akhlak merupakan
istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-nilai yang
menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan,
sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran
Allah. Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang
nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi, etika bersumber dari
pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber
dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung
kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.
MORAL
Moral
berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila.
Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.
Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbutan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.
Istilah moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia.
Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.
Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbutan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.
Istilah moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia.
ETIKA
Selain akhlak kita juga lazim menggunakan istilah etika. Etika merupakan sinonim dari akhlak. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan yang dimaksud kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang menjadi kebiasaan bagi pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika membahasa tentang tingkah laku manusia.
Ada orang berpendapat bahwa etika dan akhlak adalah sama. Persamaan memang ada karena kedua-duanya membahas baik dan buruknya tingkah laku manusia. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Apabila kita menlusuri lebih mendalam, maka kita dapat menemukan secara jelas persamaan dan perbedaan etika dan akhlak. Persamaan diantara keduanya adalah terletak pada objek yang akan dikaji, dimana kedua-duanya sama-sama membahas tentang baik buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia. Sedangkan perbedaannya sumber norma, dimana akhlak mempunyai basis atau landasan kepada norma agama yang bersumber dari hadist dan al Quran.
Para ahli dapat segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut.
Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbutaan yang dilakukan oleh manusia.
Kedua, dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutla, absolut dan tidak pula universal.
Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, terhina dsb. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
AKHLAK
Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya".
Secara terminologi kata "budi pekerti" yang terdiri dari kata budi dan pekerti. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau character. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia.
Sedangkan secara terminologi akhlak suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal/pikiran. Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari
Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.
Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-main atau karena bersandiwara
Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Disini kita harus bisa membedakan antara ilmu akhlak dangan akhlak itu sendiri. Ilmu akhlak adalah ilmunya yang hanya bersifat teoritis, sedangkan akhlak lebih kepada yang bersifat praktis.
PENGUJIAN WORKABILITY
Setelah campuran sudah kelihatan homogen kemudian dituang pada tempat
adukan dan melakukan uji slum dengan langkah sebagai berikut :
1.
Membasahi alat uji slump dan dilap dengan kain.
2.
Menempatkan kerucut dengan posisi bidang yang luas
berada di bawah.
3.
Isi kerucut dengan adukan sebanyak 1/3 volume dan
padatkan atau ditumbuk sebanyak 25 kali. Dan diisi lagi sebanyak 2/3 volume
kemudian ditumbuk 25 kali. Dan diisi lagi sampai penuh sampi rata permukaannya.
4.
Angkat cetakan dengan hati-hati den tegak lurus dengan
bidang/alas.
5.
Ukur perubahan tinggi adukan setelah dilepas dari alat
slump.
Berikut adalah gambar langkah pengujian slum :
MEMBUAT BETON
LANGKAH KERJA
1.
Menentukan rancangan campuran beton dengan mengisi
formulir rancangan beton.
2.
Menguji kadar air pasir dan krikil di lapangan
menggunakan kompor listrik dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
Menimbang benda uji pasir 100 gram sebanyak dua sampel.
b.
Mengeringkan pasir dengan kompor listrik sehingga
mencapai keadaan kering mutlak.
c.
Menimbang pasir dalam keadaan kering mutlak.
|
d.
Mencari kadar air dengan rumus
Wa = berat awal
|
e.
Mencari koreksi pasir dengan rumus :
K.a.L = rata-rata kadar air lapangan
K.a.SSD = kadar air SSD
3.
Menyiapkan bahan sesuai dengan komposisinya yang sudah
ditambah dengan koreksi air.
4.
Menyiapkan alat dan melumasi cetakan dengan oli yang
bertujuan untuk mempermudah pada saat membongkar cetakan.
5.
Mencuci permukaan dalam molen dan alat uji slum
kemudian dilap dengan kain.
6.
Menghidupkan molen dan memasukkan bahan dengan
ketentuan pasir, air semen dan kerikil.
7.
Setelah campuran sudah kelihatan homogen kemudian
dituang pada tempat adukan dan melakukan uji slum.
8.
Setelah adukan memenuhi slum yang diinginkan kemudian
dilakukan pengisian cetakan (yang sudah diketahui) yang telah diolesi minyak
sedikit demi sedikit dengan dipadatkan sampai permukaannya rata sebanyak 5 buah
benda uji kemudian ditimbang.
9.
Memberi nomor dan tanggal pembuatan pada tiap-tiap
benda uji.
10. Mendiamkan
benda uji selama 24 jam.
11. Membuka
cetakan, memberi tanda, ditimbang untuk mengetahui massa jenisnya kemudian direndam dalam air
selama 28 hari.
12. Melakukan
pengujian kuat desak beton setiap selang 7 hari.
MERANCANG CAMPURAN BETON
Fc’ = 40 Mpa
Semen = Type 1
Kerikil = Alami
Pasir = Alami golongan 2
& Kerikil terbesar = 25 mm
Dibuat untuk = Plat pondasi
SIFAT-SIFAT BETON
Pada umumnya beton terdiri dari kurang lebih 15 %
semen, 8 % air, 3 % udara, selebihnya pasir dan kerikil.
Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat
yang berbeda-beda, tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran,
cara mencampur, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, cara merawat,
dan sebagainya akan mempengaruhi sifat-sifat beton. Sifat-sifat beton yang kan diuraikan tidak
selalu semua harus dimiliki oleh setiap konstruksi beton, dan sifat-sifat
tersebut juga relatif ditinjau dari pemakian beton itu sendiri. Yang penting
beton harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tujuan pemakaian beton itu.
Misalnya pada suatu kolom bangunan, yang terpenting harus memiliki kekuatan
tekan yang tinggi yang cukup kuat untuk menahan beban bangunan itu, sedang
sifat kerapatan air tidak penting untuk diperhatikan; sebaliknya lantai suatu
bak air harus memiliki sifat rapat air. Dengan kata lain sifat-sifat penting
dari beton yang harus ada dalam suatu konstruksi harus disesuaikan dengan
kebutuhan, sehingga konsrtuksi lebih ekonomis.
1.
Sifat umum yang ada pada adukan beton.
Sifat umum yang ada pada beton adalah sebagai berikut:
a.
Kemampuan Dikerjakan (workability)
Yang dimaksud dengan workability, adalah bahwa bahan-bahan setelah diaduk bersama, menghasilkan
adukan yang bersifat sedemikian rupa sehingga adukan mudah diangkut,
dituang/dicetak,dan dipadatkan menurut tujuan pekerjaanya tanpa terjadi perubahan
yang menimbulkan kesukaran atau penurunan mutu. Sifat mampu dikerjakan atau workability sangat bergantung pada sifat
bahan, perbandingan campuran, dan cara pengadukan serta jumlah seluruh air
bebas. Dengan kata lain sifat mudah dikerjakan suatu adukan beton dipengaruhi
oleh:
1.
Konsistensi normal PC
2.
Mobilitas aliran dimulai (sebaliknya adalah sifat
kekerasan perlawanan terhadap gerak)
3.
Kohesi atau perlawanan pemisahan terhadap bahan-bahan.
4.
Sifat saling lekat (ada hubungannya dengan kohesi), berarti
bahan penyusunnya tidak akan terpisah-pisah sehingga memudahkan
pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
Jadi sifat dapat dikerjakan pada beton ini adalah
ukuran pada tingkat kemudahan untuk diaduk, diagkut, dituang/dicetak,
dipadatkan. Perbandingan ataupun sifat bahan bahan itu secara bersama-sama
mempengaruhi sifat dapat dikerjakan beton segar. Unsur-unsur yang mempengaruhi
sifat dapat dikerjakan antara lain sebagai berikut :
1.
Banyaknya air yang dipakai dalam campuran aduk beton,
makin banyak air yang digunakan makin mudah beton itu dikerjakan.
2.
Penambahan semen kedalam adukan beton. Hal ini juga
menambah sifat dapat dikerjakan dalam beton, karena biasanya penambahan semen
diikuti dengan penambahan air untuk memperoleh harga faktor air semen tetap
3.
Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus, jika
campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disyaratkan oleh
peraturan yang dipakai, aduk beton akan mudah dikerjakan
4.
Pemakaian butir-butir agregat yang bulat akan
mempermudah cara pengerjaan beton.
Pemakaian butir maksimum agregat kasar, akan berpengaruh terhdap kemudahan
dikerjakan pada beton
5.
Cara memadatkan beton atau tipe alat yang digunakan.
Jika pemadatan beton dilakukan dengan alat getar misalnya, diperlukan tingkat
kelecekan yang berbeda dibanding menggunakan alat yang lain.
Beberapa cara utnuk megukur derajat”dapat
dikerjakan”/workability, anatara lain :
a)
V.B consistometer
( terutama untuk adukan kental ), dan compacting
factor, kedua cara pengukuran tersebut dipakai di Inggris.
b)
Meja getar (schud-table)
dipakai di Jerman
c)
Flow table
dan bola kelly dipakai di AS
d)
Alat slump
yang berbentuk kerucut terpancung ciptaan Abrams.
Dari tipe-tipe cara mengukur derajat’mampu
dikerjakan’tersebut, cara yang paling populer adalah mengukur dengan alat slump.
Menurut Abrams, alat slump merupakan alat yang murah, mudah dibuat dan mudah
dipakai untuk pengawasan dilapangan. Pengukuran dengan alat slump ini bertujuan
untuk mengukur tinggi aduk beton setelah dilepas dari alat slump yang
digunakan. Tinggi slump merupakan derajat mampu dikerjakan dari aduk yang
diukur. Slump yang tinggi menunjukkan bahwa aduk beton terlalu cair (terlalu
banyak air), dan sebaliknnya.
Untuk mengkur tinggi slump digunakan alat yang
dinamakan alat slump yang terdiri dari corong baja dan tongkat baja.
Adukan beton yang enak dikerjakan atau dituang dan
dapat dipadatkan dalam cetakan, biasanya mempunyai nilai slump antara 7-12 cm
b.
Sifat Tahan Lama (durability)
Sifat tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam
beberapa hal antara lain, sebagai berikut:
1.
Sifat tahan terhadap cuaca
2.
Sifat tahan terhadap kimia
Untuk menjaga adanya kerusakan yang diakibatkan oleh sulfat, maka
dianjurkan pakai semen portland
tipe 2 atau tipe 5 yang terbukti tahan terhadap pengaruh sulfat
3.
Sifat tahan terhadap erosi
c.
Sifat Kedap Air
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat kedap air pada
beton :
1.
Mutu dan porositas agregat
2.
Umur beton
3.
Gradasi
4.
Perawatan
d.
Kekuatan Beton
Untuk mencapai kepadatan dan hidrasi sempurna ini, ada
beberapa hal yang mempengaruhi, antara lain sebagai berikut :
1.
Keadaan selama terjadinya pengerasan
2.
Karena pengerasan semen memakan waktu, maka perlu waktu
yang cukup, minimal 4 minggu
Kekurangan–kekurangan yang perlu diperhitungakan dalam pemakaian beton
adalah sebagai berikut :
1.
Kekuatan tarik rendah
2.
Rambatan suhu
3.
Penyusutan kering dan perubahan kadar air
4.
Rayapan
5.
Kerapatan terhadap air
Subscribe to:
Posts (Atom)
MATERIAL PENYUSUN BETON BERTULANG
Penyusun Beton Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga ditambahkan admixtur...
-
Tujuan : Bahwa ferrosemen bisa digunakan sebagai bahan alternatif material untuk memperkuat kolom ...
-
Pekerjaan Pendahuluan. - Survey / Pengukuran . Sebelum pekerjaan bore pile dimulai, maka terlebih dahulu harus dilakukan pembua...
-
Persamaan Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila yang dapat dipaparkan sebagai ...